BARAKALLAHU LAKUM

JAZAKUMULLAH KHAIRAN KATSIRAN SUDAH MAU MENGUNJUNGI BLOG KM3 UMMETRO

Selasa, Maret 03, 2009

tahun baru


Tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian
Pada tahun baru ini di berbagai TV Swasta ditampilkan ramalan oleh para peramal. Seolah-olah mereka tahu apa yang akan terjadi dan yang akan dialami dinegeri ini. Mereka menggunakan berbagai cara untuk meyakinkan pada public bahwa apa yang mereka katakan itu seolah-olah benar. Ada yang beranggapan bahwa, para peramal memiliki kelebihan yaitu Clairvoyance (kekuatan untuk mengetahui sesuatu yang akan terjadi), Mulai dengan ramal garis tangan, sidik jari, kartu remi, zodiac, weton, primbon, bentuk rambut, cara jalan, hari lahir, shio, Joyoboyo dll. Padahal tidaklah mereka mengatakan semua itu kecuali hanya omong kosong saja.
Bolehkah mempercayai ramalan-ramalan tersebut?
Rasulullah sholallahu’alaihi wa Salam bersabda : "Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang diramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ." (HR. Tirmidzi No. 135, Abu Dawud No. 3904, Ibnu Majah No. 639 dan Ahmad No. 9252)
"Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam." (HR. Muslim 2230)
Jangankan mengetahui masa depan, mengetahui hal-hal yang telah terjadi pun banyak peramal yang tidak mampu. Sebagai contoh ada seorang peramal yang ikut kuis TV. Di kuis tersebut ditanyakan berbagai soal pengetahuan umum yang sebenarnya merupakan fakta yang sudah terjadi/sejarah. Toh peramal tersebut tidak mampu menjawabnya. Dia kalah. Bagaimana dia mampu mengetahui hal yang belum terjadi jika hal yang sudah terjadi saja tak tahu?
Hanya Allah yang tahu akan hal yang ghaib atau belum pernah terjadi:
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" [Al An'aam: 59]
Para peramal biasanya tidak mau menyebut nama, tempat, atau tanggal secara pasti. Sebab jika disebut dan meleset maka pamornya akan turun. Paling menyebut hal yang umum yang memang sudah biasa terjadi misalnya tahun 2008 akan ada gempa, banjir, dsb. Berdasarkan pengalaman di tahun-tahun lalu, di Indonesia memang hal tersebut terjadi setiap tahun. Jadi jika memang benar terjadi gempa/banjir itu memang sudah tidak aneh lagi atau sudah merupakan sunnatullah.
Yang jelas sebagaimana disebutkan oleh hadits di atas, mempercayai ramalan menyebabkan seseorang jadi kufur dan tidak diterima shalatnya oleh Allah SWT.
Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, "Apakah penebusannya, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah: "Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali Engkau." (HR. Ahmad)
Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal. (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga kita dan keluarga kita terhindar dari dosa tersebut.